Nikolai Khamara ditahan karena merampok dan dipenjarakan
selama 10 tahun. Di dalam penjara, Khamara mengamati orang-orang Kristen dan
merasa heran.
Mereka manusia juga, namun mereka menunjukkan suka cita di
saat mereka seharusnya bersedih dan mereka menaikkan pujian sekalipun
menghadapi kesusahan. Saat mereka mendapat sepotong roti, mereka membagikannya
dengan orang yang tidak memperolehnya.
Wajah mereka tampak bersinar saat mereka berbicara kepada
'seseorang' yang tidak dapat dilihat oleh Khamara.
Suatu hari dua orang Kristen duduk di sebelah Khamara dan
menanyakan kisah hidupnya. Khamara menceritakan kisah sedihnya dan mengakhiri
ceritanya dengan berkata, "Aku adalah orang yang terhilang."
Salah satu dari orang Kristen itu tersenyum dan bertanya
kepada Khamara, "Jika seseorang kehilangan sebuah cincin emas, berapakah
nilai cincin emas itu ketika hilang?"
"Pertanyaan yang bodoh sekali! Sebuah cincin emas ya
sebuah cincin emas. Kamu kehilangan cincin emas, tapi orang lain akan
mendapatkannya. Nilainya tidak berubah"
"Jawabannya bagus sekali," kata orang Kristen itu.
"Sekarang katakan, berapakah nilai seseorang yang terhilang?"
Orang Kristen itu melanjutkan, "Orang yang terhilang,
seorang pencuri, pezinah, atau seorang pembunuh, memiliki nilai seorang
manusia. Dia begitu bernilai sehingga Allah meninggalkan surga dan mati di atas
kayu salib untuk menyelamatkan orang itu."
"Kamu mungkin terhilang, tapi kasih Allah telah
menemukanmu," kata orang Kristen itu.
Nikolai Khamara masuk penjara sebagai pencuri dan keluar
sebagai seorang Kristen. Setelah dibebaskan, ia bergabung dengan gereja bawah
tanah di Rusia.
Beberapa waktu kemudian, gembala gereja Khamara ditahan.
Pihak berwenang menyiksanya dan berharap ia mengkhianati gereja, tetapi gembala
itu tetap setia dan ia tidak membocorkan apapun.
Akhirnya pihak wewenang menangkap Nikolai Khamara.
Mereka membawa Khamara ke hadapan gembala itu dan mengatakan
kepadanya, "Jika kamu tidak mengatakan rahasia itu, kami akan menyiksa
Khamara di depan kamu."
Gembala itu tidak tahan melihat orang lain menderita
baginya..
Namun Khamara berkata kepadanya, "Setialah kepada
Kristus dan jangan mengkhianati Dia.
Saya bahagia menderita demi nama Kristus."
Lalu mereka mencungkil mata Khamara.
Gembala itu tidak tahan. Ia menangis melihat Khamara.
"Bagaimana saya sanggup melihat hal ini? Kamu jadi buta!"
Khamara menjawab, "Saat mataku diambil, aku melihat
hal-hal yang lebih indah dari pada yang aku lihat dengan mataku. Aku akan melihat
Sang Juru Selamat. Anda harus tetap setia kepada Kristus sampai akhir."
Saat para penginterogasi berkata kepada gembala bahwa mereka
akan memotong lidah Khamara, Khamara berkata, "Pujilah Tuhan. Aku telah
mengatakan perkataan-perkataan yang mulia. Dan jika kalian mau, kalian dapat
memotong lidahku sekarang."
Mantan pencuri ini akhirnya berhasil mencuri kesempatan
untuk mati sebagai martir demi Kristus.
0 comments:
Post a Comment