Awas, Stres Bisa Menyebabkan Rambut Rontok
Stres dapat dialami oleh siapa
saja dan bisa berdampak pada kondisi tubuh seseorang. Namun sebaiknya segera
atasi stres yang dialami karena bisa menyebabkan terjadinya kerontokan rambut.
"Stres bisa memicu terjadinya rambut rontok, karena kedua kondisi ini saling berkaitan, namun hal ini tidak terjadi secara permanen," ujar Daniel K Hall-Flavin, MD seperti dikutip dari Mayoclinic, Jumat (21/10/2011).
Hall-Flavin menuturkan jika seseorang bisa mengontrol stres yang dialaminya maka rambut akan tumbuh kembali. Kondisi ini biasanya terjadi ketika seseorang mendapati rambut rontok secara tiba-tiba ketika sedang menyisir atau keramas.
Diketahui ada 3 jenis rambut rontok yang bisa dikaitkan dengan tingkat stres yang tinggi yaitu:
1. Alopecia areata, yang disebabkan oleh tingkat stres berat. Kondisi ini terjadi ketika sel darah putih menyerang folikel rambut sehingga menghentikan pertumbuhan rambut dan memicu terjadinya kerontokan.
2. Telogen effluvium yang disebabkan oleh stres emosional atau fisik sehingga mendorong sejumlah besar rambut untuk masuk ke fase istirahat. Dalam beberapa bulan kemungkinan ditemukan rambut yang rontok secara tiba-tiba ketika menyisir atau keramas.
3. Trichotillomania yaitu adanya dorongan yang tak tertahankan untuk menarik rambut dari kulit kepala, alis atau area tubuh lain. Penarikan rambut ini bisa terjadi ketika adanya perasaan negatif atau tidak nyaman seperti stres, kecemasan, ketegangan, kelelahan, kesepian atau frustasi.
Normalnya seseorang bisa kehilangan sekitar 100 rambut setiap harinya yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti:
Usia, rata-rata rambut akan rontok dan digantikan oleh rambut baru dalam waktu 6 bulan.
Beberapa kegiatan yang berhubungan dengan rambut seperti keramas, mengeringkan dan menyisir yang menyebabkan beberapa helai rambut rontok.
Penuaan, umumnya setelah berusia 30 tahun baik laki-laki maupun perempuan mulai mengalami kerontokan rambut, meskipun lebih cepat terjadi pada laki-laki.
sumber:www.detikhealth.com
Terlalu Banyak Waktu Luang Maupun Sibuk Tidak Baik Bagi Kesehatan
Biasanya stres lebih sering
dialami oleh orang-orang yang sibuk dan tidak pernah punya waktu untuk
berlibur. Namun pada remaja, terlalu banyak waktu luang juga bisa memberikan
efek yang sama bagi kesehatan jiwa yakni menyebabkan stres.
Bagi kebanyakan orang, waktu luang adalah saat terbaik untuk 'me-time' alias bersantai dan memanjakan diri sendiri. Saat-saat seperti ini sangat penting untuk melepas penat, agar tidak stres memikirkan pekerjaan atau urusan keluarga dan pertemanan bagi yang masih sekolah.
Jika sama sekali tidak pernah meluangkan waktu untuk 'me-time' maka orang-orang yang terlalu sibuk akan mudah mengalami stres. Ketika kondisi mental dalam keadaan stres, kondisi fisik umumnya melemah sehingga tubuh sulit menangkal infeksi dan mudah tertular penyakit.
Namun sebaliknya, terlalu banyak waktu luang ternyata efeknya tidak lebih bagus dibandingkan terlalu sibuk. Menurut penelitian para ahli dari University of Cincinnati di Ohio dan Baylor Universitydi Texas, terlalu banyak waktu luang juga bisa memicu stres.
"Mana yang lebih menyedihkan, terlalu sedikit atau terlalu banyak waktu luang? Untuk bisa bahagia, paling bagus ambil tengah-tengahnya. Anak muda hanya butuh waktu luang dalam jumlah yang tepat," ungkap para peneliti seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (21/10/2011).
Bagi para remaja yang hidup di lingkungan materialistik (yang mengukur segalanya berdasarkan uang atau materi), maka waktu akan sangat berharga. Hidupnya akan selalu berpacu dengan waktu, sebab waktu yang terbuang tanpa melakukan apapun akan menjadi beban mental tersendiri.
Hasil penelitian ini memang tidak menyebutkan secara pasti jumlah ideal untuk waktu luang yang harus dimiliki para remaja. Meski begitu, waktu luang dikatakan cukup dan tidak berlebihan asal sudah bisa mengurangi efek samping dari kelelahan baik fisik maupun pikiran.
sumber:www.detikhealth.com
Jadwal Pertandingan Sepak Bola Timnas Indonesia U-23 Di Sea Games 2011
Pesta olah raga bagi negara - negara di
kawasan Asia Tenggara akan segera di mulai di Tanah air. Akan tetapi sepak bola
sepertinya yang lebih mendapat sorotan khusus dari publik. Mengingat timnas
senior gagal melaju ke kualifikasi piala dunia di Brazil, Timnas U-23 di
harapkap memberikan prestasi yang lebih baik dari senior - seniornya.
Timnas U-23 Indonesia yang berada di Grup
A harus menerima kenyataan menghadapi lawan-lawan yang merupakan kekuatan di
kawasan ASEAN. Meski demikian target emas tetap dipertahankan skuad besutan
Rahmad Darmawan.
Skuad Garuda Muda diketahui akan berjumpa dengan Thailand, Singapura, Malaysia dan Kamboja. Kekuatan di grup ini terbilang setara kecuali Kamboja yang bisa dibilang tim terlemah dalam grup ini.
Egi Melgiansyah dkk akan mengawali perjuangannya dengan menghadapi Kamboja di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 9 November 2001. Diikuti duel lawan Singapura (13/11), Thailand (15/11) dan terakhir menghadapi juara bertahan, Malaysia pada 17 November.
Dua tim teratas di masing-masing grup berhak melaju ke babak semifinal yang dijadwalkan berlangsung pada 19 November dan final berlangsung pada 21 November 2011.
Berikut jadwal pertandingan di Grup A:
9 November 2011 : Indonesia vs Kamboja, Malaysia vs Singapura
11 November 2011 : Malaysia vs Thailand, Kamboja vs Singapura
13 November 2011 : Indonesia vs Singapura, Thailand vs Kamboja
15 November 2011 : Indonesia vs Thailand, Malaysia vs Kamboja
17 November 2011 : Thaliand vs Singapura, Indonesia vs lawan Malaysia
Subscribe to:
Posts (Atom)