Untuk dapat sekedar hidup, mungkin kita
tidak perlu bersusah payah mencari peluang ataupun memikirkan bagaimana
meningkatkan kualitas dan manfaat diri kita. Namun sebagai mahluk yang paling
spesial diantara mahluk ciptaan Tuhan YME, kita berkewajiban untuk mendapatkan
kehidupan yang berarti. Kita harus berupaya semaksimal mungkin. Sebuah pepatah
bijak menyebutkan, "Find a meaningful need and fill it better than anyone
else.
Kejarlah sesuatu yang bermakna, dan gunakanlah setiap peluang yang ada secara lebih baik dari siapapun." Ada beberapa langkah untuk menjadikan kehidupan kita menjadi lebih berarti.
Langkah pertama adalah memperbesar kemauan untuk belajar. Manusia mempunyai pikiran yang luar biasa, maka gunakan pikiran tersebut untuk belajar menciptakan kemajuan-kemajuan dalam hidup. Kita dapat belajar dari berbagai hal, diantaranya adalah belajar kepada pengalaman hidup, kegagalan, kejadian sehari-hari, orang lain dan sebagainya. Maka tingkatkan terus kemauan belajar.
Langkah kedua supaya kehidupan kita lebih berati adalah mencoba melakukan sesuatu agar lebih dekat dengan impian yang diidamkan. Bekerjalah lebih keras, lebih aktif atau produktif. Langkah ini sangat efektif dalam meningkatkan kemungkinan mendapatkan uang, kekayaan atau segala sesuatu yang berharga bagi manusia.
Satu hal yang patut dijadikan pedoman
bahwasanya kerja keras itu bukan semata-mata mengejar 5 P, yaitu power
(kekuasaan), position (posisi), pleasure (kesenangan), prestige (kewibawaan)
dan prosperity (kekayaan).
Setiap usaha yang hanya berorientasi
kepada lima hal tersebut memang menjamin kesuksesan atau bahkan hasil yang
melimpah ruah, tetapi tidak menjamin sebuah akhir yang menyenangkan. Contohnya
adalah sebuah fakta tentang delapan orang miliarder di Amerika Serikat yang
berkumpul di Hotel Edge Water Beach di Chicago, Illionis pada tahun 1923.
Mereka adalah orang-orang yang sangat sukses, tetapi mengalami nasib tragis 25
tahun kemudian.
Yang pertama diantara mereka adalah:
Charles Schwab, CEO perusahaan
besi baja ternama pada waktu itu, yaitu Bethlehem Steel. Tetapi Charles Schwab
mengalami kebangkrutan total. Sehingga ia terpaksa berhutang untuk membiayai
hidupnya selama 5 tahun sebelum meninggal.
Yang kedua adalah:
Richard Whitney, President New
York Stock Exchange. Namun pria ini ternyata menghabiskan sisa hidupnya
dipenjara Sing Sing.
Orang ketiga adalah:
Jesse Livermore, raja saham
"The Great Bear" di Wall Street. Tetapi Jesse mati bunuh diri.
Orang ke empat adalah:
Orang ke empat adalah:
"The Match King", Ivar Krueger, CEO perusahaan
hak cipta, yang juga mati bunuh diri.
Begitu juga dengan yang kelima adalah:
Begitu juga dengan yang kelima adalah:
Leon Fraser, Chairman of
Bank of International Settlement, ia mati bunuh diri.
Yang keenam adalah:
Howard Hupson, CEO perusahaan
gas terbesar di Amerika Utara. Tetapi ia sakit jiwa dan dirawat di rumah sakit
jiwa hingga akhir hidupnya.
Yang ketujuh adalah:
Arthur Cutton sebelumnya
adalah pemilik pabrik tepung terbesar di dunia, tetapi ia meninggal di negri
orang lain.
Sedangkan yang kedelapan adalah:
Albert Fall, waktu itu ia
adalah anggota kabinet presiden Amerika Serikat. Namun ia meninggal di rumahnya
di Texas ketika baru saja keluar dari penjara.
Di dunia ini tidak sedikit orang yang semula sangat sukses, tetapi merana di tahun-tahun terakhir kehidupan mereka. Kehidupan mereka seakan-akan tidak berarti meskipun sebelumnya sangat kaya raya. Upaya terbaik memang dapat menghasilkan kesuksesan besar, tetapi bukan berarti merupakan jaminan sebuah akhir kehidupan sebagai manusia yang penuh arti. Karena itu langkah berikutnya yang harus kita lakukan adalah mengimbangi kerja keras dengan berbuat kebaikan.
Seorang penulis pada abad 20-an yang
berkebangsaan Perancis, André Gide, mendefinisikan kebaikan itu sebagai
berikut; "True kindness presupposes the faculty of imagining as one's own
the suffering and joys of others. – Kebaikan yang sesungguhnya adalah kemampuan
merasakan penderitaan maupun kebahagiaan orang lain."
Kerja keras yang diimbangi dengan
berbuat kebaikan akan menghasilkan semangat yang tinggi untuk mendapatkan lebih
dari apa yang dibutuhkan. Hal itu terdorong oleh keinginan untuk dapat berbagi
kebahagiaan dengan orang lain. Pada akhirnya kebaikan tersebut berpengaruh
positif terhadap semangat hidup, motivasi, dan kemajuan sikap dan ekonomi.
James Allen, penulis buku berjudul As a Man Thinketh mengatakan,
"Pemikiran serta perbuatan baik tidak mungkin mendatangkan hasil yang
buruk; pemikiran dan perbuatan buruk tidak mungkin mendatangkan hasil
baik."
Dengan belajar, bekerja keras dan
berbuat kebaikan maka kita akan dapat menciptakan kehidupan yang jauh lebih
berarti. Langkah-langkah sebagaimana dijelaskan diatas terbukti juga sangat
efektif menjadikan kesan positif tentang diri kita tidak mudah dilupakan orang.
Saya meyakini bahwa kita masih mempunyai banyak kesempatan dan potensi untuk
mendapatkan kehidupan berharga itu dimanapun dan apapun pekerjaan kita.
sumber: 3legiowner.multiply.com
0 comments:
Post a Comment