Keceriaan Christine Honeycuttterpancar
setiap kali berkunjung ke dokter. Di balik keceriaannya, siapa sangka gadis 11
tahun itu mengidap sebuah gangguan kesehatan sangat langka.
Gadis asal China Grove, North Carolina, ini mengidap sindroma Parry-Romberg.
Penyakit langka ini ditandai dengan gangguan sistem kekebalan yang menyerang
balik tubuh penderitanya.
Penyakit
ini mulai terdeteksi saat Christine berumur lima tahun. Diawali dengan
munculnya tanda berwarna abu-abu di batas dahi dan leher, serta memar di area
leher. Lewat beberapa kali pemeriksaan medis, dokter menyatakan kemunculan
tanda itu tak membahayakan.
Namun,
sebuah kejang hebat membuat naluri ibunda Christine, Vicki Honeycutt, bekerja.
Sang bunda curiga ada penyakit misterius yang menyerang putrinya. Setelah
menjalani pemindaian MRI, terlihat penyusutan di wajah bagian kiri. Sakit itu
menggerogoti jaringan subkutan antara tulang, otot dan kulit.
Kulit
akan kehilangan elastisitas dan kekencangan akibat sistem imunitas yang
menyerang balik. Ini membuat tulang tak dapat tumbuh secara normal. Seiring
waktu, satu sisi wajahnya akan menjadi lebih kecil, dan berubah menyerupai kerangka.
Tubuh bagian kirinya pun tidak akan berkembang dan mengecil.
Dokter
sempat memberitahu bahwa belum ada obat penyakit ini. Karenanya, Christine
harus menunggu hingga penyakit mencapai puncak kerusakan sebelum dokter bedah
mencoba memperbaiki struktur wajahnya. “Saya merasa ngeri, dan berpikir apakah
nantinya anak saya akan terlihat sangat menyeramkan,” katanya.
“Saya
tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi padanya, bagaimana pergaulannya
nanti. Saya berpikir semua hal buruk tidak akan terjadi jika wajahnya dapat
dipertahankan,” ujarnya seperti dikutip Daily Mail.
Naluri
keibuan membuat Vicki terus mencari kesembuhan bagi putrinya. Ia tak menyerah
dan diam melihat separuh wajah putrinya hancur. Semangat inilah yang
mempertemukannya dengan dokter bedah perintis, Dr John Siebert.
Di
tangan Siebert, Christine menjalani operasi mengganti jaringan mati dan akan
menjalani tiga kali pembedahan untuk menghaluskan rahangnya. Dampak penyakit
memang berlangsung terus menerus, namun Siebert menyatakan operasi dapat
mengontrol dampak kerusakan.
Penyakit
langka ini diperkirakan hanya menimpa 700 pasien di seluruh dunia. Penyakit
otoimun progresif kebanyakan mempengaruhi anak perempuan usia antara lima
hingga 15 tahun, tapi bisa juga terjadi pada orang dewasa.
Dari
pengalamannya, Vicki Honeycutt berharap untuk membantu orang lain yang
mengalami kondisi langka dan memulai sebuah organisasi nirlaba Christine
Champion’s for Hope. “Anak ini sangat luar biasa. Kami ingin membantu anak-anak
lainnya.”
0 comments:
Post a Comment