Pukul
2.30 dini hari, telephone di rumah Chuck Janssen berdering. Panggilan di waktu
sepagi itu bukanlah sesuatu yang biasa bagi Chuck, ketika melihat nomor
telephone yang memanggilnya ia semakin yakin bahwa sesuatu yang buruk telah
terjadi.
“Saya
berkata kepada istri saya, ‘Ini pastilah bukan kabar yang baik,’” terang Chuck.
Seorang
petugas polisi, itulah yang menghubunginya. Petugas itu memberitahu Chuck bahwa
salah seorang putranya mengalami kecelakaan. Saat istrinya memeriksa mobil di
halaman rumah, mereka tahu bahwa itu adalah Paul anak laki-laki mereka.
Petugas
tersebut tidak memberi penjelasan tentang kondisi Paul, karena mereka juga
tidak tahu pasti. Hal ini membuat Chuck dan istrinya sangat kuatir dan bergegas
masuk ke mobil dan melaju ke rumah sakit.
Saat
Chuck dan istrinya tiba di rumah sakit, dokter dan perawat masih menangani Paul
sehingga mereka harus menunggu.
“Kami
harus menunggu, dan itu adalah sesuatu yang sangat sulit. Saya segera membuka
Alkitab dan berkata, ‘Tuhan, sampaikan sesuatu melalui firman-Mu mengenai hal
ini.’ Sesuatu yang secara khusus bergema di benak saya saat itu adalah Mazmur
40. Lalu saya pun merasakan bahwa saya harus melanjutkan membacanya, lalu saya
membaca Mazmur 41 yang berkata, ‘Tuhan akan menopangnya di tempat tidurnya dan
memulihkannya dari penyakitnya.’ Dan saat itulah saya merasakan Tuhan berkata,
‘Itulah yang akan Aku lakukan.’”
Saat
sedang menunggu itu, seorang petugas polisi datang dan memberitahu Chuck
tentang apa yang terjadi pada Paul.
“Paul
keluar dari jalur jalan dan masuk ke daerah hutan. Lalu mengeluarkan dirinya
sendiri dari mobil, lalu jatuh tersungkur dengan wajah terbenam di rawa-rawa.
Ada penduduk sekitar yang mendengar kecelakaan tersebut dan segera menghubungi
911 dan Tuhan mengirimkan seorang petugas polisi dalam waktu beberapa menit.
Petugas tersebut datang dan menariknya keluar dari rawa tersebut,” jelas
petugas tersebut.
Saat
mendengarkan penjelasan dari petugas itu, Chuck tercengang karena firman Tuhan
yang baru dibacanya dengan jelas menggambarkan apa yang terjadi pada anaknya.
“Kata-kata
dalam Mazmur yang baru saja saya baca itu segera menghampiri saya. ‘Aku sangat
menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta
tolong. Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia
menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku,’ itulah tepatnya
situasi Paul. Saat itu saya merasakan perasaan yang belum pernah saya rasakan
sebelumnya. Maksudnya, saya merasa sangat yakin bahwa apapun yang dikatakan
tentang Paul, ini adalah janji Tuhan.”
Namun
kenyataan yang harus dihadapi oleh Chuck dan istrinya tidak seindah janji
Tuhan. Dokter datang dan berkata bahwa mereka sudah bertindak semaksimal
mungkin, namun tidak ada harapan lagi. Kini keputusan ada ditangan Chuck
dan istrinya, apakah ia mau merelakan anaknya pergi atau tidak sehingga dokter
bisa melepaskan alat-alat penopang kehidupan Paul. Tapi Chuck dan Shelly
istrinya tidak ingin gegabah membuat keputusan.
Chuck
dan Shelly bersama beberapa orang sahabat berdoa bersama dan memperkatakan
janji Tuhan untuk Paul. Mereka tidak membuat keputusan apapun dan menyerahkan
Paul ke tangan Tuhan.
Paul
dalam keadaan koma, dan kondisinya kritis. Ia mengalami gagal ginjal, serangan
jantung, paru-parunya terisi air, kerusakan pada otak dan diduga mengalami
stroke ringan pada tulang belakangnya. Namun kedua orangtuanya tidak putus asa,
setiap hari mereka terus membacakan Mazmur 40 tanpa jemu. Setiap kali mereka
mendengar berita dari dokter, kembali mereka berdoa bersama.
Tiga
minggu setelah kecelakaan, Paul akhirnya cukup stabil untuk menjalani MRI. Saat
itulah diketahui bahwa ada masalah pada otaknya.
“Kami
tidak tahu kerusakan otak apa yang dialaminya,” demikian ungkap dokter.
Dokter
menyatakan bahwa kemungkinan Paul tidak akan pernah sadar dari komanya. Hampir
dua minggu, kondisi Paul tidak ada perbaikan. Hingga suatu hari ibunya mendapat
panggilan dari rumah sakit. Seorang perawat memberitahukan bahwa Paul sadar dan
saat ditanya siapa namanya, dia bisa menyebutkan nama keluarganya.
“Sejak
saat itu saya bisa bernafas dengan lega karena Paul baik-baik saja,” ungkap
Shelly.
Dokter-dokter
dibuat terkagum-kagum oleh proses penyembuhan Paul. Bagi mereka hal ini cukup
ajaib. Seminggu kemudian, Paul dipindahkan ke sebuah rumah sakit pemulihan.
Sekalipun harus menjalani masa rehabilitasi yang cukup sulit, namun Paul
berhasil mengatasinya. Pada Januari 2007, Paul pulih 100% dan sudah mulai
bekerja kembali sebagai videografer dan editor. Pemulihan yang ia alami,
ternyata bukan hanya pemulihan fisik.
“Sebelum
kecelakaan tersebut saya tidak bisa mengerti apa yang Tuhan rencanakan dalam
hidup saya. Saya merasa seolah-olah telah ditinggalkan Tuhan, dan saya memberontak
melawan segala hal yang bisa saya lawan,” tutur Paul, “Dan Tuhan seolah-olah
menarik saya keluar dari Lumpur dan lubang baik secara fisik dan juga secara
spiritual. Saya kira tidak satu haripun terlewatkan tanpa saya memikirkan
tentang kecelakaan mobil tersebut, kehidupan yang saya jalani sebelumnya,
kehidupan yang saya jalani saat ini dan segala yang telah dilakukan Tuhan bagi
saya. Dia memberikan saya istri yang cantik, Dia memberikan saya pekerjaan yang
bagus, pada dasarnya Dia memulihkan segalanya.”
Sumber
Kesaksian:
Chuck,
Shelly & Paul Janssen
sumber: www.jawaban.com
0 comments:
Post a Comment