Setelah
20 tahun menyewa kursi dari pemangkas rambut lainnya, warga Cleveland, Gregory
Burnett, akhirnya membuka kiosnya sendiri. Sayangnya, penurunan ekonomi juga
membuat bisnis pemangkasan rambut lesu.
Untuk
mengatasi kelesuan ekonomi tersebut, sejak September, Burnett memasang tanda
menarik untuk memancing para pelanggannya. ”Bayarlah Sesuai Kemampuan”. Dia
tidak mematok harga bagi para pelanggannya. Ide itu tampaknya berjalan dengan
baik, membuat para pelanggan lamanya kembali lagi untuk memangkas rambut.
”Mereka
datang untuk memanfaatkan penawaran tersebut,” katanya. Dalam dua tahun
terakhir, Burnett memasang ongkos cukur rambut 12 dollar AS atau Rp 107.808
untuk orang dewasa, tetapi belakangan dia hanya dibayar 5 dollar AS atau
sebesar Rp 44.920.
”Saya
mengatakan kepada mereka bahwa cukur rambutnya gratis, tetapi ada biaya untuk
duduk di kursi ini,” ujarnya. Dia berharap perekonomian segera membaik sehingga
bisnisnya juga membaik.
sumber:internasional.kompas.com
0 comments:
Post a Comment