Peneliti
menemukan dua spesies katak baru di Vietnam. Nama kedua jenis katak itu ialah
katak lumut kabut (Theloderma nebulosum) dan
katak lumut jubah (Theloderma palliatum).
Nama
katak pertama diambil dari habitatnya yang berkabut di dataran tinggi Kong Tum
dan nama katak kedua diperoleh dari kemampuan katak mengubah warna punggungnya.
Kedua
jenis katak tersebut memiliki warna dasar coklat dan ditemukan di wilayah
dengan ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut.
Namun,
jenis katak lumut kabut bisa survive hingga ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut. Dua
katak itu mencengangkan karena ukurannya kurang dari 3 cm, atau hanya sebesar
penjepit kertas.
Penemuan
jenis katak ini menggembirakan sekaligus menyedihkan. Pasalnya, katak yang
ditemukan mungkin sudah terancam punah meski ditemukan di zona konservasi:
katak lumut jubah di Taman Nasional Bidoup Nui Ba dan katak lumut kabut di Ngoc
Linh. Peneliti hanya menemukan tiga katak lumut jubah dalam 20
survei selama tiga tahun.
Jodi JL
Rowley dari Australian Museum dalam publikasinya di jurnal Zootaxa bulan ini, seperti dikutip Mongabay (7/12/2011),
mengatakan, "Katak itu mungkin berada tersebar di area kecil di hutan
dataran tinggi Kom Tum dan Langbian."
Karena
itu, mereka terancam oleh kerusakan habitat dan koleksi yang berlebihan.
Koleksi mungkin ancaman yang lebih besar, bahkan di wilayah dilindungi sebab
anggota genus katak itu populer di penangkaran.
Menurut
Rowley, seperlima spesies katak dan amfibi lainnya di Asia Tenggara terancam
punah. Meski demikian, kekayaan biodiversitas amfibi sebenarnya di kawasan ini
belum diketahui.
Ini
mengenaskan sebab ancaman perusakan hutan, perubahan iklim, polusi, perdagangan
satwa, dan lainnya terus berlangsung.
Secara global,
International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah mendata bahwa 41
persen dari 7.000 jenis amfibi terancam punah. Dipercaya bahwa sejumlah 120
spesies amfibi punah dalam 30 tahun terakhir.
sumber:mongabay
0 comments:
Post a Comment