Kecanggihan Teknologi Modern, Komputer Desktop Seukuran Flashdisk



Luar biasa! komputer desktop hanya sebesar jempol tangan, bahkan bisa masuk kantong celana. Padahal komputer desktop biasanya diletakan di atas meja karena di khususkan tidak untuk ditenteng kemana-mana. Namun komputer teknologi baru ini bisa disebut kecil-kecil cabe rawit. Barangnya kecil namun kemampuannya luar biasa.
Barang seukuran flashdisk itu benar-benar komputer desktop. Dia bisa menjalankan fungsi komputasi normal, termasuk menjelajah internet.

Si pencipta komputer “gantungan kunci” ini adalah The Raspberry Pi Foundation (raspberrypi.org). Yayasan yang berbasis di Inggris itu bergerak di bidang promosi studi ilmu komputer, khususnya di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
“Kami berencana mengembangkan, membuat, dan menyebarkan komputer berharga sangat murah untuk digunakan sebagai alat pembelajaran komputer bagi anak-anak. Kami berharap komputer ini bisa diperkaya dengan aplikasi lain baik dari negara maju maupun berkembang,” begitu pernyataan yayasan tersebut.
Komputer ini menggunakan prosesor ARM11 700MHz, SDRAM 128 MB, dan di satu ujungnya terdapat colokan HDMI, di ujung lainnya colokan USB. Itu spesifikasi dasarnya.
Untuk bisa berfungsi penuh, si komputer jempol ini butuh alat ekstensi (I/O) atau docking yang ukurannya lebih besar yang juga sudah dibuat, pesawat televisi atau layar LCD, dan keyboard-mouse.
Jadi, si jempol dihubungan dengan docking dengan colokan USB. Keyboard dan mouse dicolokkan ke docking itu dengan koneksi USB. Di docking itu terdapat slot untuk memori penyimpan SD/MMC card, dan catu daya listrik.
Sedangkan untuk layarnya, baik televisi maupun LCD, dihubungkan dengan colokan HDMI yang ada di satu ujung komputer jempol itu.
Sistem operasinya Ubuntu 9.10, yang berbasis Linux. Sistem operasi ini sudah terbukti andal untuk berkomputasi standar.
Menurut rencana, komputer jempol itu akan dijual seharga 25 dolar AS (sekitar Rp 220.000) saja. Wuuihh, murah nian! Memang begitulah niatan dari si penggagas; supaya komputer bisa dinikmati sebanyak mungkin orang, terlebih di negara berkembang.

0 comments:

Post a Comment