Alkisah seorang anak lelaki dengan sebuah sekop kecil. Ia berusaha menyingkirkan salju tebal yang baru turun dan menutupi jalan depan rumahnya. Seorang pria berhenti dan mengamati pekerjaan berat yang dilakukan anak itu. "Nak," tegur pria itu, "bagaimana anak sekecil kamu dapat menyelesaikan pekerjaan seberat ini?" Anak itu menoleh dan menjawab dengan yakin, "Sedikit demi sedikit, begitulah caranya!" Lalu ia menyekop lagi.
Allah menumbuhkan benih dari kisah itu dalam diri saya ketika saya sedang bangkit dari sebuah keterpurukan. Saya ingat bagaimana sosok "dewasa" mencela sosok "anak" yang lemah dalam diri saya: "Bagaimana bisa seseorang yang tidak berdaya seperti kamu dapat menyingkirkan gunung setinggi ini?" Jawaban anak lelaki itu menjadi jawaban saya: "Sedikit demi sedikit, begitulah caranya!"
Dan saya memang berhasil mengatasinya—dengan bergantung kepada Allah. Namun, itu hanyalah kemenangan kecil setelah kemenangan yang lain.
Tantangan-tantangan yang dihadapi Israel ketika hendak merebut Tanah Perjanjian tampaknya sulit disingkirkan. Namun, Allah tidak menyuruh mereka menyelesaikannya dalam sekejap.
"Sedikit demi sedikit" adalah strategi untuk meraih kemenangan —JEY
PERCAYAILAH ALLAH UNTUK MENYINGKIRKAN GUNUNG ANDA NAMUN TETAPLAH MENDAKI
Sedikit demi sedikit Aku akan menghalau mereka dari depanmu, sampai engkau beranak cucu sedemikian, hingga engkau dapat memiliki negeri itu. (Kel 23:30)
(Kasih-Mu Tiada Duanya)
0 comments:
Post a Comment