Anak 8 Tahun Ini Juru Foto Termuda Irak



Qamar Hashim Sultan menjadi fotografer termuda dengan sejumlah penghargaan awal tahun 2011 saat usianya masih tujuh tahun. Sejumlah penghargaan lokal itu diperoleh dari Iraqi Society Photografic (ISP), perkumpulan para juru foto di negeri teluk itu. Karya-karyanya pun banyak ditampilkan dalam pameran terkemuka di Bagdad.

Ia menjadi pusat perhatian setelah anak berusia tujuh tahun itu berjalan melewati detail keamanan untuk memotret pejabat pemerintah Irak. Wali Kota Baghdad kemudian memberinya sebuah kamera digital. Kamera itulah yang kemudian dijadikan sebagai senjata fotografinya. 

Kesukaannya mengambil foto didapatnya dari sang ayah. Sejak umur empat atau lima tahun, ia mulai mengambil gambar Sungai Tigris, burung camar, dan beberapa bangunan bersejarah. Ia ingin mengabadikan gambar api, ledakan, atau sebuah insiden. Namun usianya yang terbilang belia belum memungkinkan gambar itu direalisasikan.

Kini, ia yang sudah delapan tahun, masih punya hobi jalan-jalan dengan menenteng kameranya untuk mengabadikan gambar seputar Bagdad. Baginya, fotografi merupakan hal penting karena menjadi dokumentasi dari sebuah kehidupan termasuk segala atribut di dalamnya, baik kota, manusia, maupun suasana suatu tempat. 

Melalui gambarnya, Qamar ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Irak merupakan sesuatu yang berharga, memiliki keramahan, dan sejarah yang besar. Irak dalam pandangannya memiliki arti khusus. "Saya mencintai Irak, rumah saya, dan itu lebih berharga dari apa pun," ujarnya dalam sebuah wawancara pada akhir Desember tahun lalu, seperti dikutip dari Reuters. 

Qamar Hasyim punya gambar favorit dari karyanya, yakni bidikan seorang pria yang tidur menjual buku-buku di jalanan Al-Mutanabi. Selain itu, gambar lebah di bunga mawar merupakan gambar favorit lainnya. Sebab, demi gambar tersebut, ia harus banyak berlari mengikuti lebah itu.
Dari sekian banyak juru foto profesional, ia mengagumi beberapa sosok dan banyak belajar dari mereka, seperti Adel Qassim, Fouad Syakir, Kareem al-Ba'aj, dan Hameed Majeed. 


sumber:tempo.co

0 comments:

Post a Comment