Hubungan-hubungan seksual sebelum atau di luar nikah, selalu tidak benar . . . Alkitab menyalahkan segala macam hubungan seks di luar ikatan pernikahan. Kenyataan bahwa norma-norma seks dalam masyarakat makin kendor dan sikap terhadap kehidupan seks makin bebas, tidak berarti bahwa tindakan itu benar!
Zaman kita ini bisa dijuluki sebagai zaman revolusi seks. Semangat yang tadinya ditandai oleh perlawanan terhadap norma Alkitab dan adat Timur, kini telah berubah menjadi genderang perang para penganjur kebebasan nafsu: "Lakukan apa saja yang kau anggap benar, sejauh itu tidak merugikan orang lain!" Gaya hidup ini dihias pula oleh penampilan menawan, seolah hidup demikianlah yang benar-benar bebas, dewasa, nikmat bahkan sehat.
Tetapi bila kita selidiki baik-baik, akan terlihat betapa ngeri dan jahat akibat-akibat yang ditimbulkannya. Kelahiran anak-anak di luar hukum, kepribadian yang hancur, perceraian, pengguguran kandungan dan berbagai penyakit kelamin yang sebagiannya tak akan mungkin lagi diperbaiki atau disembuhkan.
Secara jelas Allah melarang kelakuan seksual yang tak bertanggungjawab, untuk menghindarkan kita dari akibat-akibat yang membawa bencana. "Tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh ... Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya." (1 Kor 6:13,18).
Allah menghakimi pelanggaran susila, tetapi Dia menawarkan kelepasan. Dalam 1 Korintus 6:9-11, rasul Paulus menekankan bahwa tak seorang pelanggar susila pun yang akan mewarisi Kerajaan Allah. Tetapi dia juga menambahkan, "beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita." (1Kor 6:1,12).
Seperti halnya dengan dosa-dosa lain, Allah membereskan masalah pelanggaran susila melalui Salib.
0 comments:
Post a Comment