Kromowidjojo, Nama Belakang Ranomi Yang Tetap Dipertahankan



Perenang putri cantik asal Belanda, Ranomi Kromowidjojo, mengaku pada masa kecil terinspirasi aksi renang Pieter van den Hoogenband dan Inge de Bruijn di olimpiade yang ia saksikan melalui televisi.
Van den Hoogenband dan Inge de Bruijn merupakan dua atlet renang yang bersama-sama menyumbangkan 15 medali buat negara mereka di ajang Olimpiade Sydney 2000 dan Athena 2004.
"Sebagai anak-anak, saya menonton Pieter dan Inge melalui layar televisi," kata Ranomi yang kini berusia 20 tahun. "Mereka memang sudah pensiun. Namun beberapa tahun lalu, saya sempat berlatih bersama mereka. Sangat membanggakan bisa berenang bersama perenang idola Anda."
Ranomi sempat berlatih bersama Van den Hoogenband di stadion renang milik perenang legendaris tersebut di Eindhoven. Ia juga masih selalu mendapat bimbingan dari Van den Hoogenband.
Ranomi pun sudah menyejajarkan diri dengan kedua idolanya tersebut sebagai perenang peraih medali emas olimpiade saat tim estafet Belanda memenangi 4 x 100 meter di Olimpiade Beijing 2008. Minggu (24/7/2011), tim Belanda kembali menjuarai nomor 4 x 100 meter bebas di kejuaraan dunia di Shanghai.
Muncul kali pertama di kejuaraan yunior Eropa dalam usia 14 tahun, Ranomi kemudian meraih sukses di ajang senior lebih banyak dari nomor estafet 4 x 100 meter bersama tim Belanda. Prestasinya yang tinggi ini membuatnya terpilih menjadi model produsen perlengkapan renang Arena.
Saat ini, Ranomi dilatih Jacco Verhaeren yang melatih Van den Hoogenband saat meraih tiga medali emas olimpiade. Verhaeren juga merupakan otak di belakang keberhasilan tim estafet putri Belanada beberapa tahun terakhir.
Seperti sudah kerap ditulis, ayah Ranomi merupakan imigran dari Suriname yang menetap dan menikah dengan wanita Belanda. Nama Kromowidjojo sendiri berasal dari nama kakek Ranomi yang merupakan pekerja kontrak dari Jawa yang dibawa pemerintah kolonial Belanda untuk bekerja di perkebunan di Suriname.
Meski begitu, pelatihnya, Verhaeren, memandang Ranomi tidak beda dengan gadis-gadis Belanda lainnya. "Dia benar-benar tipikal cewek Belanda," kata Verhaeren. Ranomi tetap menggunakan nama keluarganya, meski terdengar aneh buat telinga Eropa. "Ia tetap mengeja namanya sesuai dengan cara kita menuliskannya."

(kompas.com)

1 comment:

  1. ternyata org JAWA ada di mana-mana..hehe

    ReplyDelete