JANGAN PERNAH LARI DARI RENCANA TUHAN


Ketika Yunus lari dari kenyatan, dimana Tuhan menghendaki Yunus ke Niniwe Ibukotanya Asyur. Ini merupakan sebuah tugas yang benar-benar berat karena Asyur memiliki reputasi yang kejam dan menindas, dan juga merupakan musuh lama Israel.
Ketakutan dan kesombongan Yunus membuatnya lari dari Allah. Ia tidak ingin pergi ke Niniwe untuk mengabarkan berita agar rakyat itu bertobat -- seperti yang diperintahkan Allah -- karena ia merasa bahwa mereka adalah musuhnya, dan ia yakin bahwa Allah tidak akan melaksanakan ancamannya untuk menghancurkan kota tersebut. Sebaliknya, ia malah menumpang kapal ke Tarsus yang berada di arah berlawanan. Kemudian badai yang menghebat menyebabkan para awak kapal melempar undi untuk menentukan bahwa Yunuslah penyebabnya. Mereka melemparnya keluar dari kapal dan ia pun ditelan ikan paus  selama tiga hari tiga malam (Yunus 1:17).
Kita tidak akan pernah dapat berhasil bersembunyi dari Allah ..... Mungkin kita pun pernah mencoba untuk lari dari panggilan dan rencana Tuhan dalam hidup kita. Mungkin masalahnya berbeda dengan Yunus, tetapi intinya tetaplah sama, yaitu masalah ketaatan dan kesetiaan dalam mengiring Dia.
Ketika Tuhan membentuk kita agar menjadi sebuah bejana yang indah, maka kita harus mengalami proses "pembentukan". Mungkin yang kita rasakan dalam proses pembentukan itu adalah ketidak nyamanan, sakit atau melelahkan. Itu dikarenakan bejana yang direncanakan Tuhan haruslah sempurna. Krikil demi krikil harus di buang, hal-hal yang kasar perlu di poles dlsb. Jadi berontak terhadap Sang Penjunan adalah sia-sia belaka, malah berdampak hidup kita semakin tertekan dan banyak masalah. Jalan keluarnya adalah kita harus rela dan tulus melaksanakan rencana dan kehendakNya, karena apa pun yang Allah rencanakan adalah cara yang terbaik agar kehidupan kita terbangun menuju arah yang benar dan berkenan kepada-Nya.

Kita berpikir bisa menghindar dari semuanya itu kalau kita lari. Tetapi kenyataannya justru kita akan kehilangan kepercayaan dan kesempatan untuk merasakan pertolongan Tuhan. Apa sebaiknya yang harus kita lakukan?

1. Menyadari keadaan yang sedang terjadi.
Introspeksi diri dari kekurangan dan kelalaian. Mungkin persoalan kita yang tidak kunjung terselesaikan di akibatkan kelalaian dan ketidak taatan kita terhadap rencanaNya.
"Telah Kau lempar aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku." (Yunus 2:3).

2. Berdoa.
Menyerahkan semua persoalan (masalah) yang kita hadapi, berharap kepada Tuhan dan meminta petunjukNya.
"Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada Tuhan, dan sampailah doaku kepadaMu ke dalam bait-Mu yang kudus." (Yunus 2:7)

3. Memberi kesempatan.
Izinkanlah waktu dan tangan Tuhan yang menyelesaikanNya.
"lalu berkatalah mereka satu sama lain: "Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini." Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi. (Yunus 1:7)

4. Melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Penuhi kewajibanmu, taati apa yang seharusnya dilakukan tanpa bertanya Mengapa Tuhan? Untuk apa? dan Apa ini tidak salah?
Jangan mempertimbangkan apa yang menjadi rencana Tuhan, karena apa pun yang diperbuat Tuhan tidak akan pernah salah.
"Mulailah Yunus masuk masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikan."
Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung." (Yunus 3:4-5).

5. Mengucap syukur kepada Allah.
Bersyukurlah dengan apa yang sedang terjadi karena Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Jangan menuntut apalagi mengeluh, karena mengeluh berarti 'mengasihani diri sendiri' Sedangkan yang Tuhan kehendaki justru agar kita mengasihi orang lain.
"Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepadaMu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari Tuhan" (Yunus 2:9).

0 comments:

Post a Comment