Apa Arti Hidup Saya



Kita tidak minta untuk dilahirkan, dan kita pun tidak dapat menghindari kematian. Lalu suatu ketika, saat kita meninggal dan bertemu dengan Tuhan yang menciptakan kita, kira-kira Tuhan akan bertanya apa? Apakah Tuhan akan bertanya, “Mengapa kamu tidak menjadi seperti Paus Yohanes Paulus II atau Mother Theresa?”, Saya yakin tidak, dan pastinya tidak! Saya berpikir bahwa Tuhan akan bertanya,“Mengapa kamu tidak menjadi kamu yang seutuhnya?”

Siapa yang tidak ingin ‘hidup’? Rupanya banyak orang yang tidak ingin hidup! Apa yang mereka tetapkan adalah sebuah imitasi yang semu dari kehidupan yang nyata. Mereka menghabiskan hidup mereka dengan sia-sia dan melihat tahun-tahun yang telah mereka lewati dengan penyesalan, dan mereka berkata, “Jika saja …” seperti, “Jika saja saya tidak salah mengambil jurusan, … pasti …” atau “jika saja ini, pasti itu tidak akan terjadi!” ya, beberapa alasan serupa yang menanyakan mengapa hidup mereka tidak menjadi kehidupan yang mereka inginkan!

Ada banyak orang dengan mudah menunda kehidupan, namun hal ini bukan berarti mereka tidak ingin hidup. Mereka berkata, “Nanti, kalau papa dan mama sudah sukses …” atau, “Nanti setelah kita melewati masalah ini …” ya, beberapa hal tentang masa depan yang tidak tentu terlihat mengambil alih kehidupan hari ini! Mungkin kita dapat memilih untuk menunda kehidupan sampai keadaan memungkinkan, tetapi itu berarti bahwa setiap hari sampai saat tersebut adalah hari-hari yang hilang di dalam kehidupan itu sendiri!

Ada beberapa orang yang meletakan hidupnya di tangan orang lain. Mereka melakukannya dengan banyak cara. Mereka mengizinkan orang lain mengambil keputusan tentang hidup mereka, orang tua, pasangan hidup, anak-anak kita, teman-teman, pimpinan, bahkan juga musuh kita.

Ada banyak orang juga menyalahkan orang lain untuk hidup yang mereka jalani. Ya, mungkin orang tua kita mengacaukan kita! Sekolah tempat kita belajar memaksa kita untuk mengambil jurusan yang salah! Perusahaan secara curang mengeluarkan kita dari promosi. Itu semua menggambarkan kesalahan dalam mengambil tanggung jawab pada kehidupan.

Beberapa orang menolak untuk hidup karena mereka memiliki ketakutan. Kematian adalah hal yang pasti, namun kehidupan mengandung resiko.

Beberapa orang yang lain menyia-nyiakan kehidupan karena ‘gangguan,’ dan ‘gangguan’ tersebut menahan mereka untuk fokus pada hal-hal yang utama, yaitu kehidupan itu sendiri. Mungkin terlihat sibuk dan beraktivitas, namun mereka sedang menyia-nyiakan kehidupan itu sendiri.

Ada beberapa orang yang akhirnya menyerah. Dengan beberapa alasan, mereka memutuskan untuk “tidak hidup!” Mungkin secara penampilan, mereka tetap melakukan aktivitas mereka seperti biasanya, namun diri mereka di dalam mati secara perlahan-lahan. Kegembiraan tidak terpancar, .. tetapi mereka belum berakhir, mereka seperti dikutuk untuk tetap ada di bumi tanpa kehidupan.

Mungkin salah satu menggambarkan kehidupan Anda??

SEBUAH PERTANYAAN: KENAPA SAYA ADA DI SINI?

Jadi kita ingin tahu apa arti hidup?

Kucing tidak merenungkan keberadaan mereka. Demikian juga monyet dan ikan lumba-lumba. Manusia sepertinya secara unik diganggu oleh pencarian akan arti hidup. Apakah ini merupakan salah satu petunjuk tentang arti hidup?

Kita berada di sini, sekarang ini, bukanlah kebetulan belaka! Kita ada di bumi, dan di Indonesia, dan di sini karena sebuah rancangan! Sebuah rancangan menyiratkan Sang Perancang.

Saya percaya bahwa ada Perancang Agung di balik alam semesta, dan juga di belakang kita! Pencarian yang tulus dan terus menerus, akan membawa diri kita kepada Tuhan.

Kita tidak mengarang misi hidup kita, kita harus menemukannya! Ketika kita memahami pandangan ini, hidup akan menjadi sebuah perjalanan untuk menemukan, ¾sebuah petualangan untuk masuk ke dalam ari dan misi dari kehidupan itu!

Inilah yang harus disadari:


1. Hidup memiliki tujuan, entah kita menyadarinya atau tidak!


2. Tuhan sedang bekerja di dalam tujuan hidup kita!


3. Tujuan hidup tidak selalu menjadi misteri, dan kita dapat menemukannya jika kita belajar untuk melihat hidup melalui ‘saringan’ yang dirancang untuk membantu kita ‘menghubungkan titik-titik’ dari misi hidup kita.


4. Penemuan tujuan hidup bukanlah proses linear, buku ini bak sebuah teka-teki silang. Di mulai dengan apa yang kita tahu, akan membantu kita menemukan petunjuk selanjutnya.


5. Tujuan hidup tidak statis dalam pengungkapannya dan cara bagaimana kita mengalaminya.


6. Proses menemukan tujuan hidup, bukan tentang menggabungkan satu set kata-kata dan kita menyebutnya (slogan) pernyataan misi hidup. Lebih penting punya misi hidup tanpa diucapkan, dari pada kita mengucapkan slogan tanpa benar-benar memiliki ‘jiwa’ dari misi itu.


Kita ada di sini, karena Tuhan ingin kita ada di sini! Tuhan ingin kita ada di sini sekarang. Kita juga tidak menentukan kita akan lahir dalam keluarga apa, etnis apa, atau kebudayaan apa. Apa yang kita lihat adalah campur tangan Tuhan yang kreatif dan pimpinan-Nya dalam hidup kita berdasarkan pada pengetahuan-Nya tentang apa yang menanti di depan kita.

Menakjubkan, bahwa kita tidak mengetahuinya ketika kita tidak memperhatikannya!!


Lisa Esther

0 comments:

Post a Comment