Cangkok Hati



"Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat" (Yehezkiel 11:19).

Sylvia Claire, seorang janda yang tinggal di negara bagian Massachusetts, dikenal sebagi guru tari profesional. Awal tahun 1983, ia dinyatakan oleh dokter mengidap hipertensi paru-paru primer rusaknya pembuluh darah di paru-paru.

Sejak itu kondisi kesehatannya semakin menurun sampai hidupnya tergantung pada pasokan oksigen dari tabung, sementara ruang geraknya terbatas di kursi roda. Tidak ada cara lain untuk memperoleh kesembuhan kecuali melalui operasi cangkok jantung dengan segala risiko.

Setelah 5 tahun menunggu, akhirnya terdengar berita bahwa donornya sudah tersedia. Singkat cerita, operasi pun berjalan dengan sukses. Kini Sylvia mempunyai jantung “baru”.

Sepertinya semuanya berjalan dengan baik, sampai ditemui adanya keanehan-keanehan pada diri si pasien. Seperti pengakuannya pada koran Sunday Morning Post, Sylvia mengaku telah terjadi perubahan minat dan bergesernya selera yang cukup merisaukan setelah operasi itu. Seperti kesukaan barunya: minum bir, menyantap fried chicken, dan lada hijau yang dulu amat dibencinya kini disantapnya juga. Perubahan lainnya adalah kesukaannya pada warna-warna tertentu: hijau dan biru, tidak pada warna merah dan emas seperti yang diminatinya dulu sebelum operasi. Yang paling merisaukan adalah perubahan minat seksual. Bayangkan, ibu seorang gadis ini kini gemar melirik sesama jenisnya.

Orang-orang memperdebatkan apakah karakter si pemilik jantung asli yang sudah meninggal itu “berpindah” kepada Sylvia.

Renungan ini tidak membahas kontroversial seputar kasus Sylvia dengan segala keanehannya, tetapi kita akan melihat kegiatan seputar “cangkok” hati yang dilakukan oleh Allah kepada umat-Nya.

Setelah sekian lama manusia gagal tunduk kepada hukum Allah, tidak ada cara lain bagi Allah kecuali dengan “mencangkok” hati manusia. Hati yang keras, bebal, suka memberontak, tidak mau taat, diganti dengan hati yang taat. Kapan hal itu terjadi? Sejak manusia bertobat dan menerima Yesus sebagai Juru Selamat.
Saudara, dengan hati yang baru ini Allah rindu terjadi perubahan minat dan pergeseran selera. Kalau dulu sebelum bertobat, Anda suka memukul isteri, mabuk-mabukan, berjudi, ngepil, berbohong, dsb, kini setelah menerima hati baru Anda suka dengan perkara-perkara ilahi, yang baik, dan yang berkenan kepada Allah. Benar, Allah rindu kita memiliki karakter-Nya menjadi serupa dengan Yesus. Tidakkah ini kerinduan kita semua? Kalau Anda tidak merindukan untuk menjadi serupa dengan Yesus, hati Anda belum “dicangkok” dengan hati baru made in surga.

Menjadi pengikut Kristus harus menampakkan perbedaan dengan dunia. Mereka yang belum “dicangkok” dengan hati baru tidaklah mungkin memperkenankan hati Tuhan. Sedangkan kita yang telah menerima hati baru, buktikan dengan perbuatan nyata.***

0 comments:

Post a Comment