Alkisah disebuah desa tinggallah seorang yang hudupnya sangat saleh dan beribadah pada penciptanya. Suatu hari datanglah hujan lebat yang menyebabkan banjir terjadi di desa itu. Saat air mulai masuk ke rumahnya sekelompok orang datang dengan perahu karet menjemputnya dan mengajaknya untuk ikut agar selamat, namun dengan yakin ia berkata: "tidak, aku percaya Tuhanku pasti akan datang menjemputku".
Setelah gagal membujuknya para tim penyelamatpun meninggalkannya. Air terus naik lebih tinggi hingga menutupi rumah, kemudian ia naik ke atas atap rumahnya, tim penolong lain datang dengan helikopter turun dengan seutas tali dan berniat menolongnya, namun sekali lagi ia menolak dan berkata : "tidak, aku percaya Tuhanku sendiri yang akan menolong aku".
Banjir semakin besar, dan ia mati terbawa arus. Saat ia membuka matanya ternyata ia sudah berada di surga, iapun menghadap Tuhan dan berkata : "maaf yang maha mulia, aku ingin bertanya mengapa saat banjir melandaku Engkau tidak datang menolongku ?" Tuhanpun menjawabnya : Aku sudah mengirim perahu karet dan tim penyelamat, bahkan helikopter sudah Aku kirimkan, namun kau menolaknya".
Seringkali sebagai manusia kita membatasi dan mengukur pertolongan, karya dan kebaikan Tuhan dengan pikiran dan cara kita sendiri. Kita lupa bahwa ada banyak perkara-perkara kecil yang merupakan bukti dari kehadiran dan pertolongan Tuhan dalam hidup ini. Kita lupa bahwa ketika kita bangun pagi, bisa bernafas dan melakukan aktifitas dengan baik itupun bukti penyertaan Tuhan. Organ-organ tubuh yang berfungsi normal, itupun bukti anugerah Allah yang sangat besar bagi kita.
Mulailah bersyukur atas segala perkara yang terjadi dalam hidupmu saat ini, percayalah Allah tidak pernah meninggalkanmu. Hanya saja kitalah yang sering tidak merasakan kehadiran dan penyertaanNya dalam hidup kita.
Percayalah DIA selalu sertamu!
Lisa Esther
0 comments:
Post a Comment