Hancur Karena Mengejar Hal-Hal Sekunder



Alasan mengapa kebanyakan tujuan utama tidak tercapai adalah karena kita melewatkan waktu kita untuk melakukan hal-hal yang nomor dua terlebih dahulu. ~ Robert J. McKain

Berhasil menentukan prioritas kita barulah setengah dari perjalanan kita dalam mencapai kesuksesan. Sisanya adalah mengerjakan prioritas tersebut sesuai dengan urutannya. Ketika kita melewatkan prioritas utama dan memilih untuk menyelesaikan hal-hal lainnya yang berada di urutan nomor dua dan selanjutnya, maka yang utama tidak akan pernah tercapai dan tanpa disadari kita sedang menggali kuburan kehancuran kita sendiri.

Sebuah ilustrasi yang cukup menarik disampaikan oleh John C Maxwell dalam bukunya “Mengembangkan Kepemimpinan Dalam Diri Anda”. Ilustrasi mengenai prioritas ini adalah tentang kisah nyata dimana tiga ratus ekor paus yang tiba-tiba mati. Paus itu memburu ikan sarden dan tanpa disadari mereka menjadi terjebak di sebuah teluk. Frederick Broan Harris mengkomentari kejadian ini seperti berikut:

“Ikan kecil memikat raksasa laut ke dalam kematiannya.. Mereka menemui kematian yang mengenaskan karena mengejar tujuan kecil dengan melacurkan kekuatan besar untuk tujuan yang tidak penting.”

Untuk dapat mencapai hal utama yang menjadi prioritas Anda, maka harus ada batas waktu. Tanpa tekanan dan tenggat waktu, maka Anda hanya melakukan segala sesuatunya secara efesien. Namun dengan tekanan dan tenggat waktu, maka Anda menjadi efektif. Efesiensi adalah landasan untuk menjaga kelangsungan hidup, namun efektivitaslah yang menjadi landasan kesuksesan.

Selain itu, tekanan dan batas waktu akan membuat Anda melihat dengan jelas apa yang benar-benar utama dalam kehidupan Anda. Sebagai contoh adalah peristiwa tenggelamnya kapal Titanic pada 14 April 1912 yang melegenda. Diceritakan saat itu ada seorang wanita yang mendapat sebuah tempat di sekoci, dan sebelum sekoci itu diturunkan dia bertanya apakah boleh untuk mengambil sesuatu yang tertinggal. Wanita tersebut diberikan beberapa menit dan berlari ke kabinnya. Saat menuju kabinnya dengan tergesa-gesa dia menginjak-injak uang dan batu-batu permata yang mahal. Bahkan ketika sampai di kabinnya, dia tidak memperdulikan perhiasan miliknya sendiri. Tujuannya kembali ke kabin itu adalah untuk mengambil tiga buah jeruk, lalu cepat-cepat kembali ke sekoci.

Mungkin Anda akan tertawa geli saat ditawarkan untuk menukarkan sekeranjang jeruk dengan batu-batu permata. Namun dalam keadaan genting, mungkin Anda akan melihat dengan jelas seperti wanita itu bahwa yang dibutuhkannya untuk dapat bertahan hidup dalam beberapa waktu kedepan adalah makanan, bukan batu-batu permata itu.

Kini, apakah Anda sudah dapat melihat dengan jelas prioritas dalam kehidupan dan karir Anda? Jika belum, cobalah temukan dengan segera. Karena jika tidak, Anda bisa terjebak dalam hal-hal kecil dan akhinya yang Anda terima adalah kehancuran.


Lisa Esther

0 comments:

Post a Comment